Tingginya kebutuhan minyak bumi mendorong kemajuan teknologi yang semakin pesat, hal ini disebabkan minyak bumi merupakan sumber daya yang tidak terbarukan, sedangkan minyak bumi merupakan salah satu penggerak untuk memudahkan segala permasalahan manusia dalam bidang energi. Namun tingginya angka kebutuhan energy tersebut tidak sebanding dengan bertambahnya hasil produksi minyak bumi itu sendiri. Hal ini bisa terjadi karena eksploitasi minyak bumi tidak diiringi dengan pencarian sumur-sumur baru yang dapat menopang produksi minyak bumi yang berkelanjutan. Asumsi tersebut menimbulkan pandangan bahwa peranan eksplorasi minyak dan gas bumi menjadi ujung tombak bagi pengadaan kebutuhan sumber daya tersebut. Eksplorasi bukan hanya diartikan sebagai usaha penambahan lapangan minyak baru atau perluasan daerah produksi, melainkan juga sebagai suatu usaha untuk mempertahankan jumlah cadangan.
Salah satu disiplin ilmu yang dapat menjadi jawaban dari permasalahan tersebut adalah geofisika. Keilmuan geofisika pada dasarnya adalah menerapkan berbagai hukum fisika pada berbagai sifat fisik bumi sehingga didapatkan informasi bawah permukaan. Teknologi geofisika memiliki berbagai macam metode, namun pada eksplorasi minyak dan gas bumi (hidrokarbon) metode yang paling banyak digunakan ialah metode seismik. Kelebihan metode seismik adalah dapat memodelkan struktur geologi bawah permukaan secara lateral dengan nilai ketepatan dan resolusi yang tinggi.
Kita dapat mengetahui lapisan formasi batuan dan kondisi bawah permukaan dengan cara menggabungkan data sumur dan data seismik yang ada sehingga dapatmemperkirakan zona mana yang berpotensi mengandung hidrokarbon serta struktur geologi yang terdapat pada lapisan formasi tersebut.
oleh: M Iqbal Tawakkal (Teknik Geofisika ’12)